Rabu, 07 Juni 2017

RUANG LINGKUP KONSERVASI, KATEGORI OBJEK PELESTARIAN

KATEGORI OBJEK PELESTARIAN :

1. Lingkungan Alami (Natural Area)
  • Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru adalah taman nasional di Jawa Timur, Indonesia, yang terletak di wilayah administratif Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Malang, Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Probolinggo. Taman ini ditetapkan sejak tahun 1982 dengan luas wilayahnya sekitar 50.276,3 ha.

Taman nasional ini adalah salah satu tujuan wisata utama di Jawa Timur. Dengan adanya penerbangan langsung Malang-Jakarta dan Malang-Denpasar diharapkan jumlah kunjungan wisatawan asing maupun domestik akan semakin meningkat. Selain Gunung Bromo yang merupakan daya tarik utama, Gunung Semeru yang merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa menjadi daya tarik tersendiri bagi para pendaki. Meski demikian untuk sampai ke puncak Semeru tidaklah semudah mendaki Gunung Bromo dan para pendaki diharuskan mendapat izin dari kantor pengelola taman nasional yang berada di Malang.

Penggemar hiking disarankan untuk mengambil rute dari Malang karena bisa menikmati keindahan lautan pasir lebih panjang. Start point dapat dimulai dari Ngadas yang merupakan desa terakhir yang berada di dalam kawasan taman nasional serta tempat untuk melengkapi perbekalan terutama persediaan air karena setelah ini tidak akan dijumpai sumber air.
http://riyaditei.blogspot.co.id/2015/03/daftar-taman-nasional-di-indonesia.html

http://riyaditei.blogspot.co.id/2015/03/daftar-taman-nasional-di-indonesia.html
  • Taman Nasional Bunaken
Taman Nasional Bunaken adalah taman laut yang terletak di Sulawesi Utara, Indonesia. Taman ini terletak di Segitiga Terumbu Karang, menjadi habitat bagi 390 spesies terumbu karang dan juga berbagai spesies ikan, moluska, reptil dan mamalia laut. Taman Nasional Bunaken merupakan perwakilan ekosistem laut Indonesia, meliputi padang rumput laut, terumbu karang dan ekosistem pantai.
Taman nasional ini didirikan pada tahun 1991 dan meliputi wilayah seluas 890.65 km². 97% dari taman nasional ini merupakan habitat laut, sementara 3% sisanya merupakan daratan, meliputi lima pulau: Bunaken, Manado Tua, Mantehage, Naen dan Siladen.
Taman Nasional Bunaken secara resmi didirikan pada tahun 1991 dan merupakan salah satu taman laut pertama Indonesia. Pada tahun 2005, Indonesia mendaftarkan taman nasional ini kepada UNESCO untuk dimasukan kedalam Situs Warisan Dunia. Meskipun memiliki status taman nasional dan mendapat pendanaan yang cukup, taman ini mengalami degradasi kecil akibat penambangan terumbu karang, kerusakan akibat jangkar, penggunaan bom dan sianida dalam menangkap ikan, kegiatan menyelam dan sampah. World Wildlife Fund (WWF) memberikan bantuan konservasi sebagai bagian dari "Sulu Sulawesi Marine Eco-region Action Plan". Konservasi meliputi patroli, yang berhasil mengurangi penggunaan bom dalam menangkap ikan.
http://riyaditei.blogspot.co.id/2015/03/daftar-taman-nasional-di-indonesia.html

http://riyaditei.blogspot.co.id/2015/03/daftar-taman-nasional-di-indonesia.html

2. Kota dan Desa (Town and Village)
  • Kota Tua Surabaya
Surabaya merupakan kota pelabuhan penting pada zaman Belanda setelah Jakarta dan Semarang. Sisa-sisa bangunan besar dari perusahaan-perusahaan ternama Belanda banyak terdapat di kota Surabaya. Bangunan-bangunan tersebut tersebar di daerah Surabaya Utara seperti jalan Rajawali, Kembang Jepun, Tunjungan, Veteran dan Pahlawan. Di kawasan ini juga terdapat masjid tua Sunan Ampel sebagai salah satu tempat ziarah Walisongo, Tugu Pahlawan yang merupakan maskot kota Surabaya sebagai kota pahlawan, masjid merah Cheng Hoo – sebuah masjid bergaya klenteng, dan jembatan fenomenal, Jembatan Merah, yang merupakan simbol perlawanan rakyat Surabaya terhadap pendudukan Belanda.
Beberapa bangunan kuno bergaya Eropa yang klasik dan cantik banyak yang masih terawat dengan baik dan digunakan sebagai  perkantoran sampai sekarang seperti Hotel Ibis Surabaya, Hotel Majapahit, Kantor Gubernur, Kantor Bappeda, Bank Mandiri, Kantor Pos Besar dan Kantor PTPN. Namun banyak juga yang kondisinya kosong, kotor, tak terawat dan menyeramkan.
http://www.jejakwisata.com/your-destination/destination-and-attraction/java/138-surabaya-heritage-track-menjelajah-kota-tua-surabaya-yang-cantik.html
  •  Desa Sukatani
Desa Sukatani di Kabupaten Cianjur terletak di kawasan penyangga Taman nasional  Gunung Gede-Pangrango (TnGP). Sekitar 11.057 jiwa memadati desa seluas 35.770  hektar. Sebagian besar penduduk bekerja sebagai buruh tani dan pekerja, sebagian  kecil adalah petani pemilik lahan dan pedagang. Dari 25,5 hektar lahan desa, hampir  separohnya adalah hutan.
Komoditas utama desa ini adalah sayuran seperti wortel, bawang daun, brokoli, kubis dan  cabe. Selain itu, masyarakat juga berternak ayam, kambing dan sapi. Dari sisi pendidikan,  lebih dari 50% penduduk Desa Sukatani pernah atau menamatkan pendidikan dasar,  10,43% yang pernah sekolah hingga tingkat menengah dan hanya 2% yang melanjutkan  ke pendidikan tinggi. Model Desa Konservasi dengan fokus pada rehabilitasi hutan dan lahan partisipatif di  Desa Sukatani adalah upaya untuk mengurangi tekanan laju pertumbuhan penduduk  terhadap sumber daya alam di kawasan TnGP seperti luasan hutan berkurang, mata air  berkurang, tanah  longsor serta lemahnya kemampuan ekonomi masyarakat.

3.  Garis Cakrawala & Koridor Pandang (Skylines and View Corridor)

4. Kawasan (Districts)

  • Kompleks Percandian Gedongsongo
Kompleks Percandian Gedongsongo terletak di Desa Candi yang terletak di Kecamatan Bandungan dan Desa Jubelan yang termasuk Kecamatan Sumowono. Kedua desa dan kecamatan tersebut terletak di Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Kompleks ini dibangun diatas bukit dengan luas kawasannya yaitu 230.161,590 m2. Kawasan Cagar Budaya Gedongsongo diperkirakan oleh para ahli dibuat semasa dengan Candi Dieng yang dibuat pada abad ke-7 sampai 9 Masehi, ketika Dinasti Sanjaya dari Kerajaan Mataram Lama berkuasa. Nama Gedongsongo diberikan oleh penduduk setempat. “gedong” berarti rumah atau bangunan dan “songo” yang berarti sembilan. Jadi arti kata Gedongsongo adalah sembilan (kelompok) bangunan. Semua candi terdiri dari tiga bagian yaitu bagian bawah (alas candi) yang menggambarkan alam manusia, bagian tengah candi (tubuh candi) menggambarkan alam yang menghubungkan alam manusia dan alam dewa, serta bagian atas (puncak candi) yang menggambarkan alam para dewa. 

http://www.propertyandthecity.com/index.php/travel-and-the-city-list/341-gedong-songo-candi-agung-di-puncak-ungaran

  •  Kawasan Candi Prambanan
Candi Prambanan atau Candi Roro Jonggrang adalah kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia yang dibangun pada abad ke-9 masehi. Candi ini dipersembahkan untuk Trimurti, tiga dewa utama Hindu yaitu Brahma sebagai dewa pencipta, Wishnu sebagai dewa pemelihara, dan Siwa sebagai dewa pemusnah. Berdasarkan prasasti Siwagrha nama asli kompleks candi ini adalah Siwagrha (bahasa Sanskerta yang bermakna 'Rumah Siwa'), dan memang di garbagriha (ruang utama) candi ini bersemayam arca Siwa Mahadewa setinggi tiga meter yang menujukkan bahwa di candi ini dewa Siwa lebih diutamakan.
Kompleks candi ini terletak di kecamatan Prambanan, Sleman dan kecamatan Prambanan, Klaten, kurang lebih 17 kilometer timur laut Yogyakarta, 50 kilometer barat daya Surakarta dan 120 kilometer selatan Semarang, persis di perbatasan antara provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Letaknya sangat unik, Candi Prambanan terletak di wilayah administrasi desa Bokoharjo, Prambanan, Sleman, sedangkan pintu masuk kompleks Candi Prambanan terletak di wilayah adminstrasi desa Tlogo, Prambanan, Klaten.
https://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Prambanan

5. Wajah Jalan (Street - Scapes)
  • Jalan Malioboro
Jalan Malioboro adalah nama salah satu kawasan jalan dari tiga jalan di Kota Yogyakarta yang membentang dari Tugu Yogyakarta hingga ke perempatan Kantor Pos Yogyakarta. Secara keseluruhan terdiri dari Jalan Margo Utomo, Jalan Malioboro, dan Jalan Margo Mulyo. Jalan ini merupakan poros Garis Imajiner Kraton Yogyakarta.
Pada tanggal 20 Desember 2013, pukul 10.30 oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X nama dua ruas jalan Malioboro dikembalikan ke nama aslinya, Jalan Pangeran Mangkubumi menjadi jalan Margo Utomo, dan Jalan Jenderal Achmad Yani menjadi jalan Margo Mulyo.
Terdapat beberapa objek bersejarah di kawasan tiga jalan ini antara lain Tugu Yogyakarta, Stasiun Tugu, Gedung Agung, Pasar Beringharjo, Benteng Vredeburg, dan Monumen Serangan Oemoem 1 Maret.
Jalan Malioboro sangat terkenal dengan para pedagang kaki lima yang menjajakan kerajinan khas Jogja dan warung-warung lesehan di malam hari yang menjual makanan gudeg Jogja serta terkenal sebagai tempat berkumpulnya para seniman yang sering mengekpresikan kemampuan mereka seperti bermain musik, melukis, hapening art, pantomim, dan lain-lain di sepanjang jalan ini.
http://scarheals.blogspot.co.id/2016/03/konservasi-arsitektur-tugas-2-jawa.html

  •  Jalan Braga
Dari peninggalan-peninggalan sejarah yang masih ada, kita bisa tahu bahwa di jalan Braga pernah dibangun gedung-gedung berarsitektur art deco, seperti gedung Bank Dennis, gedung toko Onderling Belang, di sebrang jalan gedung bioskop Majestic, dan viaduct; lewat dari Setasion Bandoeng atau kereta api dari arah timur. Kemudian viaduct itu menghubungkan jalan Parapatan Pompa (sekarang jalan Suniaraja) dengan jalan Braga. Dulu jalan di jalan Braga ini buntu, namanya Gang Effendi. Lalu jalan di samping penjara Banceuy, yang sebelumnya adalah jalan kampung, dibikin tembus sampai ke jalan Braga di jalan Naripan.karena lalu lintas dari Landraadweg selalu dipenuhi delman (kretek) yang menanti kereta api.
https://sudiana1526.wordpress.com/2016/03/05/konservasi-jalan-braga-bandung/

6. Bangunan (Buildings)
  • Benteng Kuto Besar
Kuto Besak adalah bangunan keraton yang pada abad XVIII menjadi pusat Kesultanan Palembang. Gagasan mendirikan Benteng Kuto Besak diprakarsai oleh Sultan Mahmud Badaruddin I yang memerintah pada tahun 1724-1758 dan pelaksanaan pembangunannya diselesaikan oleh penerusnya yaitu Sultan Mahmud Bahauddin yang memerintah pada tahun 1776-1803. Sultan Mahmud Bahauddin ini adalah seorang tokoh kesultanan Palembang Darussalam yang realistis dan praktis dalam perdagangan internasional, serta seorang agamawan yang menjadikan Palembang sebagai pusat sastra agama di Nusantara. Menandai perannya sebagai sultan, ia pindah dari Keraton Kuto Lamo ke Kuto Besak. Belanda menyebut Kuto Besak sebagai nieuwe keraton alias keraton baru. 

http://hellopalembang.com/benteng-kuto-besak-benteng-buatan-wong-palembang/

http://hellopalembang.com/benteng-kuto-besak-benteng-buatan-wong-palembang/

  •  Rumah Si Pitung
Rumah Si Pitung yang terletak di kawasan Marunda, Cilincing, Jakarta Utara. Rumah Si Pitung yang dibangun pada awal abad ke 20 tersebut merupakan salah satu dari sekian banyak lokasi wisata sejarah yang ada di sepanjang kawasan pesisir utara Jakarta yang diharapkan bisa meningkatkan kunjungan wisatawan baik lokal maupun asing.
Bangunan rumah inilah yang konon dipercaya oleh masyarakat setempat, sebagai tempat tinggal Si Pitung. Rumah panggung yang berarsitektur khas Cina ini, berukuran 40 x 8 meter persegi, berdiri di atas tanah seluas 700 meter persegi. Lantai aslinya terbuat dari bilah-bilah bambu. Sementara itu, dinding rumahnya terbuat dari kayu jati yang tidak dicat, sehingga terlihat jelas warna asli kayu jati tersebut. Di samping bangunan rumah, terdapat pula dua buah kolam yang dasarnya masih tanah.
Di halaman depan rumah, ditumbuhi beberapa pohon sejenis petai cina. Di bagian depan dan belakang rumah, terdapat beranda yang dilengkapi tangga setinggi 1,5 meter yang dihiasi ornamen-ornamen berupa motif ukiran kayu di kedua sisinya.
Di halaman rumah, terdapat sebuah pendopo kecil. Dimana bangunan pendopo kecil tersebut, konon dahulunya, sering digunakan Pitung untuk pertemuan atau menerima tamu, di kalangan teman-teman dan tetangganya yang singgah di rumahnya itu.
http://abadisantosoganteng.blogspot.co.id/2011/04/bangunan-cagar-budaya.html

http://abadisantosoganteng.blogspot.co.id/2011/04/bangunan-cagar-budaya.html

7. Benda Peninggalan (Object and Fragments)
  • Talempong Batu Talang Anau
Talempong Batu ini di jumpai dalam satu bangunan di halaman Balai Adat Nagari Talang Anau , jumlah talempong batu ini ada  6 (enam) buah yang tersusun rapi berjajar diatas bantalan yang terbuat dari bambu . Pada sebuah batu talempong tersebut terdapat sebuah lukisan telapak kaki, warna batu talempong itu hitam memudar laksana logam yang akan dipukul akan menimbulkan bunyi nyaring seperti nada alat musik talempong tradisional Minangkabau yang terbuat dari kuningan. Lempengan batu yang berada di Talang Anau ini telah disusun sesuai dengan tangga nada yang dikeluarkan oleh masing-masing lempengan batu tersebut, sehingga bisa dimainkan mengikuti irama lagu tradisional Minangkabau. Lokasi Talempong Batu : Nagari Talau Anau ,Kecamatan Gunung Omeh, Kabupaten payakumbuah Lima Puluh Kota, Sumatera Barat , ± 172,00 Km dari Padang. 
https://aet.co.id/pariwisata/talempong-batu-talang-anau-aset-sejarah-berharga-minangkabau

  •  Prasasti Ciaruteun
Prasasti Ciaruteun atau prasasti Ciampea ditemukan di tepi sungai Ciaruteun, tidak jauh dari sungai Ci Sadane, Bogor. Prasasti tersebut merupakan peninggalan kerajaan Tarumanagara. Prasasti Ciaruteun bergoreskan aksara Pallawa yang disusun dalam bentuk seloka bahasa Sanskerta dengan metrum Anustubh yang terdiri dari empat baris dan pada bagian atas tulisan terdapat pahatan sepasang telapak kaki, gambar umbi dan sulur-suluran (pilin) dan laba-laba.
https://id.wikipedia.org/wiki/Prasasti_Ciaruteun#cite_note-Zahorka-1


SUMBER :
http://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/siteregnas/public/objek/detailcb/PO2015121600018/Kompleks-Percandian-Gedongsongo
http://www.tradisikita.my.id/2016/03/yang-unik-talepong-batu-talang-anau.html
(http://abadisantosoganteng.blogspot.co.id/2011/04/bangunan-cagar-budaya.html)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar