Sabtu, 13 Mei 2017

KONSERVASI MUSEUM SENI RUPA DAN KERAMIK

LOKASI MUSEUM SENI RUPA & KERAMIK

Museum Seni Rupa dan Keramik terletak di Jalan Pos Kota No 2, Kotamadya Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Indonesia. Museum yang tepatnya berada di seberang Museum Sejarah Jakarta itu memajang keramik lokal dari berbagai daerah di Tanah Air, dari era Kerajaan Majapahit abad ke-14, dan dari berbagai negara di dunia. Museum Seni Rupa & Keramik ini terletak di Kawasan Kota tua Jakarta dan dapat di tempuh dengan menggunakan kereta Commuter Line turun di stasiun Kota atau TransJakarta turun di halte Kota.

SEJARAH MUSEUM SENI RUPA & KERAMIK

Gedung yang diresmikan pada 12 Januari 1870 itu awalnya digunakan oleh Pemerintah Hindia Belanda untuk Kantor Dewan Kehakiman pada Benteng Batavia (Ordinaris Raad van Justitie Binnen Het Kasteel Batavia). Saat pendudukan Jepang dan perjuangan kemerdekaan sekitar tahun 1944, tempat itu dimanfaatkan oleh tentara KNIL dan selanjutnya untuk asrama militer TNI.
Pada 10 Januari 1972, gedung dengan delapan tiang besar di bagian depan itu dijadikan bangunan bersejarah serta cagar budaya yang dilindungi. Tahun 1967-1973, gedung tersebut digunakan untuk Kantor Walikota Jakarta Barat. Dan tahun 1976 diresmikan oleh Presiden (saat itu) Soeharto sebagai Balai Seni Rupa Jakarta.
Pada 1990 bangunan itu akhirnya digunakan sebagai Museum Seni Rupa dan Keramik yang dirawat oleh Dinas Kebudayaan dan Permuseuman DKI Jakarta.

(Sumber: Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Het gebouw van de Raad van
Justitie aan het Stadhuisplein Batavia TMnr 60016063.jpg)

“Yayasan Mitra Museum Jakarta (YMMJ) lalu mengusulkan akan perlunya restorasi museum. Bersama PemerintahDaerah DKI Jakarta, mereka lalu memutuskan untukmengawalinya dengan merestorasi Museum Seni Rupa danKeramik yang berada di Kota Tua. “

Restorasi tersebut meliputi upaya konservasi danrenovasi museum. Ini dilakukan untuk melestarikan danmengembalikan kondisi fisik museum ke bentuk dantampilan yang seharusnya. Selain itu, restorasi jugadilakukan demi menambah dan menyesuaikan fungsiinterior bangunan agar sesuai dengan standarinternasional.

“Restorasi perlu dilakukan untuk menjadikan museumsebagai bangunan yang tidak hanya memiliki nilai sejarah,tetapi juga menjadi bangunan yang menjawab kebutuhandan berguna bagi masyarakat luas,” ujar Cosmas.

ALUR SEJARAH MUSEUM SENI RUPA & KERAMIK



BANGUNAN MUSEUM SENI RUPA & KERAMIK

Gedung Museum Seni Rupa dan Keramik dengan luas bangunan ±2430m² dan dibangun diatas tanah seluas + 8875 m². Museum ini memiliki gaya arsitektur Eropa Empire. Ciri khas gaya arsitektur ini pada umumnya bagian atas depan berbentuk segitiga yang menggambarkan Crown atau Mahkota Raja, sedang bagian teras depan ditopang tiang pilar atau Doric (doria). Tiang-tiang pilar seperti ini juga dijumpai pada bangunan dari jaman Mesir Kuno sebagai simbol atau penggambaran dari pasukan tentara yang mendukung kekuatan dan kokohnya kerajaan. Gedung museum Seni Rupa dan Keramik dirancang oleh Jhr. W H.F.H. Raders. 

Fasad Bangunan Museum Seni Rupa dan Keramik, Jakarta


Fasad adalah bagian depan atau muka suatu bangunan. Karena fasad adalah bagian pertama yang dilihat seseorang dari suatu bangunan. Museum Seni Rupa dan Keramik merupakan bangunan bergaya Indishe Empire Stijl dan menerapkan langgam Neo Klasik.

Elemen-elemen yang terdapat pada fasade bangunan Museum Seni Rupa dan Keramik, yaitu :
  • ATAP


Pediment merupakan bagian berbentuk segitiga pada muka bangunan yang menopang atap.
  • PILAR

Pilar Raksasa / Doric Doric merupakan lambang kekuatan dan kokohnya kerajaan. Pilar tersebut terdiri dari 14 buah dengan ketingggian masing - masing 6 meter. 

  • PINTU
Pintu, Ukuran pintu 2×3 m. Pintu menggunakan ukuran 1:2 atau 1:3. Ukuran pintu besar diletakkan di pintu masuk sedangkan pintu yang lebih kecil di letakkan di ruang-ruang yang lebih private.

  • JENDELA

Jendela yang menggunakan material kayu yang diaplikasikan dengan cat berwarna hijau tua sama dengan warna pintu. Ukuran jendela yang besar yaitu 2 x 3,6 meter , sedangkan jendela yang kecil berukuran 2 x 1,2 meter.

  • ORNAMEN

Terdapat ornamen pada pembatas kepala dan badan bangunan yang disebut dengan balustrade. Balustrade merupakan susunan barisan papan tegak. Pada bagian tengah memiliki ornamen sebanyak 15 buah, sedangkan pada bagian kanan dan kiri bangunan memiliki masing-masing ornamen sebanyak 24 buah.

LAYOUT RUANGAN MUSEUM SENI RUPA & KERAMIK

Bagian Kiri Bangunan Museum Seni Rupa & Keramik

Bagian Kanan Bangunan Museum Seni Rupa & Keramik

Bagian Tengah Bangunan Museum Seni Rupa & Keramik

Fasilitas Museum Seni Rupa & Keramik

KEADAAN BANGUNAN MUSEUM SENI RUPA & KERAMIK SAAT INI
Bagian Depan Museum Seni Rupa & Keramik


Ruangan Pertama Museum yang Berisi Sejarah-Sejarah Mengenai Museum

Ruangan yang Terdapat Karya-Karya Seni Berupa Keramik

Ruangan Bagian Atas Museum yang Terdapat Lukisan – Lukisan

Lorong yang Terdapat Lukisan-Lukisan dan Beberapa Keramik

Landscape di Bagian Dalam Museum


RENCANA KONSERVASI BANGUNAN MUSEUM SENI RUPA DAN KERAMIK
KONSEP PERENCANAAN LANSEKAP
Lansekap Area Dalam (Inner Courtyard)
  • Pada Inner Courtyard sayap utara terdapat sclupture garden yang dirancang tidak hanya sebagai sarana edukasi terhadap seni bagi para pengunjung namun juga menjadi ruang komunal di dalam bangunan. Pola persegi yang disusun secara dinamik namun tetap kontekstual terhadap area sekitar bangunan menjadi konsp lansekap pada area Inner Courtyard sayap utara ini.
  • Area Inner Courtyard sayap selatan juga menerapkan sclupture garden dengan penambahan kafe di tengah - tengah courtyard. Konsep simple, ringan, dan modern namun tidak lebih menonjol dari bangunan eksisting menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung sembari beristirahat sejenak sambil menikmati keindahan sekitar courtyard. Penambahan kolam yang berbatasan dengan kafe bertujuan untuk menyejukkan dan menurunkan suhu area sekitar. kafe ini juga bertindak sebagai perluasan dari ruang multifungsi museum yang dapat berguna sebagai ruang penjamu bagi pengunjung disaat acara tertentu. 
Lansekap Area Luar 
  • Area lansekap pada bagian depan museum dikembalikan seperti kondisi asli, yaitu tanpa pagar untuk memberi kesan keterbukaan, sehingga masyarakat dapat berinteraksi dan merasa lebih dekat dengan keberadaan museum, serta menyampaikan pesan bahwa karya seni yang ada di dalamnya adalah milik semua lapisan masyarakat. 
  • Ampiteater dengan bentuk yang menghadap kearah museum didesain menjadi ruang terbuka multifungsi yang akan berperan untuk menghidupkan aktivitas sosial dan budaya pada bangunan museum, contohnya adalah dengan kegiatan konser, bazar. Kegiatan ini akan memberi nilai tambah tidak hanya bagi museum namun juga bagi kota Jakarta. 
  • Penambahan pohon khas kota Jakarta yang dipadukan dengan tanaman khas kolonial di area lansekap memberikan daya tarik tersendiri dan bertujuan untuk memberi peneduh dan menyejukkan area terbuka pada lansekap museum, selain itu berguna untuk memberikan edukasi mengenai jenis berbagai macam tanaman. Seperti halnya pada lansekpa bagian dalam, lansekap pada area luar museum ditata dengan bentuk persegi yang disusun secara dinamis. Penambahan kolam pada bagian depan dimaksudkan untuk menambah kesejukkan pada saat berada di area taman. 

RELOKASI DAN TANAMAN EKSISTING


KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN
Tujuan Restorasi

  • Melakukan konservasi dan renovasi museum dengan melestarikan dan mengembalikan dengan kondisi fisik museum ke bentuk dan tampilan yang seharusnya.
  • Menambah dan menyesuaikan fungsi interior bangunan, untuk menciptakan museum dengan standar internasional.
  • Menciptakan museum sebagai bangunan yang tidak hanya memiliki nilai sejarah, tetapi juga menjadi bangunan yang menjawab kebutuhan dan berguna bagi masa depan masyarakat luas.
  • Menciptakan museum sebagai sarana yang baik bagi pendidikan, hiburan, dan rekreasi, dimana warga dan pengunjung yang datang akan dapat memperoleh pengetahuan sejarah, seni dan budaya serta budaya.

Harmonisasi Gaya :
  • Kontras, Gaya Indische Empire pada bangunan lama di padukan dengan gaya minimalis kontemporer pada bangunan baru. 
  • Massa bangunan baru didesain tidak menyentuh bangunan lama untuk mempertahankan keaslian bangunan lama.
  • Massa bangunan baru yang terkesan ringan dan transparan akan semakin menonjolkan bentuk massa bangunan lama.

TAMPAK


PERSPEKTIVE ESTERIOR





PERSPEKTIVE INNER COURTYARD - SAYAP UTARA

PERSPEKTIVE INNER COURTYARD - SAYAP SELATAN 

KESIMPULAN :

Konservasi arsitektur saat ini cukup banyak diterapkan pada bangunan dan kawasan di Indonesia. Salah satunya adalah Museum Seni Rupa dan Keramik di Jakarta.
Konservasi yang terjadi pada bangunan Museum Seni Rupa dan Kemarik adalah Restorasi. Restorasi tersebut meliputi upaya konservasi dan renovasi museum. Ini dilakukan untuk melestarikan dan mengembalikan kondisi fisik museum ke bentuk dan tampilan yang seharusnya. Selain itu, restorasi juga dilakukan demi menambah dan menyesuaikan fungsi interior bangunan agar sesuai dengan standar internasional.
Restorasi perlu dilakukan untuk menjadikan museum sebagai bangunan yang tidak hanya memiliki nilai sejarah, tetapi juga menjadi bangunan yang menjawab kebutuhan dan berguna bagi masyarakat luas.
Oleh karena itu, konservasi arsitektur dapat memperbaiki lingkungan sekitarnya.