PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
LAPORAN MAKET UMA LENGGE WAWO
SUMBAWA
2TB05
NAMA KELOMPOK:
Annisa Ria Tri Yunita (21313158)
Annisa Suryani Fitrah (21313161)
Bunga Siti Nur Aini (21313821)
Kanthi Asih Gusti (24313761)
Ryka Ariyani (28313168)
Siti Anindyamina Putri (28313525)
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN
PERENCANAAN
TEKNIK ARSITEKTUR
2015
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
2. Tujuan
Laporan
3. Tujuan
dan Manfaat Laporan
4. Landasan
Teori
BAB II TEORI DASAR
1. ARSITEKTUR
TRADISIONAL
1.1. Pengertian
1.1.1. Arsitektur Uma
Lengge Wawo Sumbawa
1.2. Maket Uma Lengge
Wawo Sumbawa
1.2.1. Tema
1.2.2. Material
1.2.3. Tujuan dan Manfaat
1.2.4. Pembagian Tugas
1.2.5. Dokumentasi pembuatan Maket
BAB III KESIMPULAN DAN PENUTUP
1. KESIMPULAN
KATA PENGANTAR
Dengan
seizin Allah yang telah memberikan karunia dan semua rahmatnya kepada sang
penulis, sehingga sang penulis dapat menyelesaikan penyusunan
Laporan Maket dari Bahan Daur Ulang.
Karya sederhana ini disusun oleh penulis dalam rangka laporan
dalam pelajaran pendidikan kewarganegaraan.
Penulis menyadari bahwa laporan
ini dapat diselesaikan berkat dukungan dan bantuan dari
berbagai belah pihak. Oleh karena itu, sang penulis berterima kasih kepada
semua pihak yang memberikan kontribusi dan dukungan dalam penyusunan
laporan ini. Pada
kesempatan ini sang penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Allah yang
maha esa yang telah melimpahkan rahmat dan barokah sehingga selesailah
laporan praktikum ini
2. Social media yang telah memberi data ataupun ilmu
pengetahuan. sehingga bertambahlah ilmu kita akan pengetahuan bangunan
arsitektur
3. Teman dan yang lain-lainya yang telah memberi
masukan atau pembelajaran dalam pembuatan laporan ini
Tak ada gading yang tak retak. Tak ada yang sempurna
di dunia ini. Demikian pula dengan penulisan laporan ini. Kritik dan saran
sangatlah penulis harapkan dan dapat disampaikan secara langsung maupun tidak
langsung. Semoga karya tulis ini menjadi tambahan ilmu pengetahuan bagi siapa
pun yang membacanya.
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Arsitektur
adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas,
arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan,
mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan,
arsitektur lanskap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot
dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses
perancangan tersebut.Perkembangan Dan Kemajuaan Teknologi Informasi Dan
Komunikasi Telah Berkembang Dengan Sangat Pesat. Berbagai Kemudahan Memperoleh
Informasi Dari Berbagai Penjuru Dunia Dapat Kita Nikmati Dalam Hitungan Detik.
Pada Saat " Zaman Batu " Teknologi Informasi Dan Komunikasi Dianggap
Sebagai Sesuatu Yang Tidak Mungkin, Kini Telah Menjadi Kenyataan. Dengan Teknologi
Yang Luas Ini Kita Harus Dapat Memanfaatkannya.
Sedangkan
arsitektur Indonesia dipengaruhi oleh keanekaragaman budaya, sejarah dan
geografi di Indonesia. Para penyerang, penjajah, dan pedagang membawa perubahan
kebudayaan yang sangat memperuhi gaya dan teknik konstruksi bangunan. Pengaruh
asing yang paling kental pada zaman arsitektur klasik adalah India, meskipun
pengaruh Cina dan Arab juga termasuk penting. Kemudian pengaruh Eropa pada seni
arsitektur mulai masuk sejak abad ke-18 dan ke-19.
Arsitektur
tradisional adalah suatu unsur kebudayaan yang tumbuh dan berkembang bersama
dengan pertumbuhan dan perkembangan suatu suku bangsa. Oleh karena itu
arsitektur tradisional merupakan salah satu di antara identitas dari suatu
pendukung kebudayaan yang bersangkutan.
Proses
pergeseran kebudayaan di Indonesia khususnya di perkotaan telah menyebabkan
pergeseran terhadap nilai kebudayaan yang terkandung dalam arsitektur
tradisional. Pembangunan bangsa yang dewasa ini giat dilakukan di Indonesia
pada hakekatnya adalah proses pembaharuan di segala bidang dan merupakan
pendorong utama terjadinya pergeseran-pergeseran nilai dalam bidang kebudayaan
khususnya dalam bidang arsitektur tradisional, begitu juga sebaliknya bahwa
perubahan arsitektur tradisional dalam masyarakat akan melahirkan
perubahan nilai-nilai, pola hidup, dan perilaku yang berbeda pada
masyarakat.
Perubahan
dari tradisional ke modernitas, melibatkan perubahan radikal dalam pola-pola
hidup masyarakat. Perubahan makro dalam masyarakat tampaknya harus dimulai dari
perubahan mikro pada manusia, yakni dengan merubah pandangan yang ahistoris
kepada pandangan yang historis.
Oleh
karena itu karena banyak budaya yang datang membuat Indonesia mempunyai banyak
model bangunan sesuatu kebudayaan yang di anutnya dan juga daerah yang telah di
tempatinya, yang ditinggalkan oleh palah leluhur mereka ataupun sesepu mereka,
sehingga mereka punya model gedung yang berbeda.
Oleh
karena itu kami akan menjabarkan ciri arsitektur rumah adat , dengan berbagai
banyak bentuk yang berbeda dan juga yang lainya.
Adapun tujuan dari laporan ini,
yaitu :
1.
Untuk melaporkan data-data pembuatan
maket kelompok.
2.
Untuk menjabarkan informasi dan proses
dalam pembuatan maket.
3.
Untuk menginformasikan tugas
masing-masing dari anggota kelompok.
1. Mendalami
arsitektur tradisional Uma Lengge Wawo di Sumbawa.
2. Memperbanyak
pengetahuan tentang rumah adat Uma Lengge Wawo.
3. Mempererat
kerjasama dan silahturahmi.
1. Arsitektur
Tradisional Rumah Adat Uma Lengge Wawo di Sumbawa2. Data pembagian tugas anggota kelompok.
BAB II
TEORI DASAR
1. ARSITEKTUR TRADISIONAL
1.1 Pengertian
Arsitektur berasal dari dua kata
dalam bahasa Yunani: yaitu arkhe dan tektoon. Arkhe berarti yang asli, awal, utama, otentik. Tektoon
berarti berdiri, stabil, kokoh, stabil statis. Jadi arkhitekton diartikan
sebagai pembangunan utama, tukang ahli bangunan. Jadi, pengertian arsitektur dapat
disimpulkan sebagai seni dan ilmu bangunan, praktik keprofesian, proses
membangun, bukan sekadar suatu bangunan.
Arsitektur selalu berubah dan
menyesuaikan diri dengan perkembangan manusia dan zamannya. Karena manusia
berubah maka sering pula atur an yang berlaku berubah. Di dalam beberapa segi
bentuk mungkin tetap, sedangkan makna atau interpretasi dari bentuk tersebut
berubah. Demikian pula sebaliknya, karena nilai kemasyarakatan berubah maka
bentuk turut menyesuaikan kepada perubahan tersebut menurut pernyataan Djauhari
Sumintardja.
Lebih lanjut dijelaskan dalam Arsitektur
Tradisional Daerah Jawa Barat (1981/1982), bahwa “ arsitektur tradisional ialah
suatu bangunan yang bentuk, struktur, fungsi, ragam hias dan cara pembuatannya
diwariskan secara turun temurun serta dapat dipakai untuk melakukan aktivitas
kehidupan dengan sebaik-baiknya”.
Kebudayaan dilihat dari segi
bahasa, berasal dari kata” budaya yang berarti suatu cara hidup yang berkembang
dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke
generasi. Kebudayaan merupakan seluruh sikap, adat istiadat, dan kepercayaan
yang membedakan sekelompok orang dengan kelompok lain, kebudayaan
ditransmisikan melalui bahasa, objek material, ritual, institusi (misalnya sekolah), dan kesenian, dari suatu generasi
kepada generasi berikutnya (Dictionary of Cultural Literatur).
1.1.1 ARSITEKTUR TRADISIONAL UMA LENGGE WAWO
SUMBAWA
Uma
Lengge adalah rumah adat tradisional suku Bima yang ada di Sumbawa, dan sampai
sekaran masih digunakan oleh masyarakat di desa-desa tertentu. Uma Lengge ini bentuknya
hampir menyerupai lumbung, dengan atap yang berbentuk kerucut, dan terbuat dari
pelepah daun ataupun jerami.
Umumnya,
Uma Lengge memiliki tiga lantai, lantai pertama berfungsi sebagai ruang tamu,
lantai kedua sebagi tempat tidur, dan yang ketiga sebagai tempat penyimpanan
barang dan makanan, kurang lebih sebagai lumbung.
Bentuk Lengge mirip bangunan rumah panggung yang dibangun
menggunakan bahan kayu dengan atap dari ilalang. Ukurannya sekitar 4 kali 4
meter, dengan tinggi hingga puncaknya mencapai 7 meter. Lengge ditopang empat
kaki kayu, setinggi 1 meter. Di atas kaki kayu itu, ada semacam bale-bale tanpa
dinding dengan 4 penyangga kayu setinggi 1,5 meter. Di atas bale-bale, ada
ruangan berdinding kayu, tempat penyimpanan persediaan pangan. Atapnya dari
ilalang yang berbentuk mengerucut ke atas.
1.2 Maket Uma
Lengge Wawo Sumbawa
1.2.1. Tema
Berkaitan dengan tugas mata kuliah
pendidikan pancasila yaitu pembuatan maket dengan bahan daur ulang. Maka kami
memutuskan dan menentukan tema “Rumah
Adat Tradisional” dengan menjadikan rumah adat suku Bima Uma Lengge Wawo di
Sumbawa sebagai bangunan yang kami jadikan maket. Alasan kami memilih tema dan
menentukan objek bangunan karena arsitektur tradisional di Indonesia tidak
kalah menarik dengan jenis arsitektur lainnya, selain itu arsitektur
trasdisional Indonesia memiliki keunikan tersendiri yang membuat jiwa estetika
dalam bangunan tersebut menjadi terasa sangat melekat.
1.2.2.
Material
Berdasarkan kriteria tugas yang
diberikan bahwa membuat maket dengan menggunakan bahan daur ulang, maka kami
mengumpulkan dan mencari bahan-bahan bekas yang masih layak pakai untuk
digunakan pada maket Uma Lengge Wawo kami. Bahan-bahan tersebut diantaranya:
1. Sterofoam bekas
2. Gabus bekas pot bunga plastik
3. Stik kayu bekas es krim
4. Sumpit bekas
5. Ijuk bekas sapu
6. Softboard dan hardboard bekas
7. dll.
Alasan kami menggunakan bahan-bahan
tersebut karena bentuk dari bahan tersebut sangat sesuai dengan bahan-bahan
yang kita butuhkan serta mudah didapatkan.
1.2.3.
Tujuan dan Manfaat
Tujuan kami memilih Uma
Lengge Wawo yaitu mengajak untuk lebih mengingat kembali kekayaan budaya
arsitektur yang ada di Indonesia. Selain itu tujuannya adalah untuk lebih
mengenal ciri khas arsitektur Uma Lengge Wawo.
Manfaatnya yaitu kita lebih bisa
mengapresiasi kebudayaan arsitektur Indonesia, memperbanyak ilmu tentang
arsitektur tradisional, serta melestarikan rumah adat Sumbawa.
1.2.4.
Pembagian Tugas
Annisa
Ria Tri Yunita : Membuat maket dan menyediakan peralatan
Annisa
Suryani Fitrah : Membuat maket dan membuat pepohonan
Bunga
Siti Nur Aini : Membuat maket dan menggunting-gunting
Kanthi
Asih Gusti : Membuat maket dan merekatkan komponen-komponen
Ryka
Ariyani : Membuat maket dan menyediakan bahan-bahan maket
Siti
Anindyamina Putri : Membuat maket dan membuat laporan.
1.2.5. Dokumentasi
pembuatan maket Uma Lengge
Wawo
Wawo
BAB III
KESIMPULAN DAN
PENUTUP
Setelah kami
melakukan pendalaman dan penggalian terhadap berbagai referensi dalam pembahasan laporan maket ini,
berdasarkan pembelajaran dan pendalaman pembuatan maket ini kami dapat
menyimpulkan ke dalam beberapa point utama sebagai berikut:
- Rumah adat Uma Lengge Wawo mempunyai keunikan tersendiri
- Dalam pembuatan maket harus mempunyai ketelitian.
Demikianlah
laporan ini, jika ada kata salah atau ada kutipan kata dari website atau suatu
buku yang tak kami masukkan dalam reference laporan ini. Kesempurnaan hanya
milik Allah, oleh karena itu kami minta saran dan kritik untuk lebih baik dalam
membuat laporan praktikum ini.